Sarasehan Budaya Festival Sumber Tunjung Kolaboborasi IKAPJ

 

Acara Launching dan Sarasehan Budaya Festival Sumber Tunjung yang bertema “TILIK SUMBER: Menemukan Kembali Ruang Budaya dan Sejarah Desa sebagai Upaya Pelestarian Kehidupan Berkelanjutan” di Kecamatan Panti pada tanggal 3 September 2024 menjadi momentum penting dalam mengangkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan.

Dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting seperti Bambang Rudianto, S.Sos, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Rifendi Wahjuwibakti, S.IP, Kepala Kecamatan Panti, acara ini juga dihadiri oleh para Kepala Desa dari tujuh desa di Kecamatan Panti dan guru-guru dari sekolah-sekolah setempat, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap inisiatif pelestarian budaya dan lingkungan.

 

Sebagai narasumber, Gunawan Trip, Ketua Srawung Sastra, memberikan wawasan tentang pelestarian sastra dan seni tradisional. Siswanto S.Pd., M.A., Dosen Universitas Jember dan Ketua Lesbumi PCNU Jember, serta Firdaus Malik, S.ST, Aktivis Lingkungan sekaligus Ketua IKAPJ (Ikatan Keluarga Alumni Politeknik negeri Jember, juga memberikan kontribusi pada diskusi panel. Peserta acara terdiri dari siswa-siswa sekolah lokal, tokoh masyarakat, aktivis lingkungan, dan budayawan yang berpartisipasi aktif dalam diskusi yang berlangsung di Balai Kecamatan Panti.

Rangkaian acara dimulai dengan upacara pembukaan dan seremonial oleh para pejabat yang hadir. Dilanjutkan dengan diskusi panel yang diikuti dengan sesi tanya jawab, sebelum ditutup dengan pernyataan penutup. Dari acara ini, diharapkan tercapai beberapa hasil, antara lain meningkatnya kesadaran akan budaya dan sejarah lokal, penguatan ikatan komunitas melalui keterlibatan budaya, serta pengembangan strategi untuk kehidupan berkelanjutan dan pelestarian budaya. Acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar.

Melalui Festival Sumber Tunjung, diharapkan masyarakat dapat menemukan kembali nilai-nilai budaya dan sejarah desa mereka, serta berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan demi generasi yang akan datang.

Acara ini menjadi langkah awal dalam upaya pelestarian kehidupan berkelanjutan melalui pengenalan kembali terhadap ruang budaya dan sejarah desa. Dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat, hingga generasi muda, diharapkan kesadaran akan pelestarian budaya dan lingkungan semakin meningkat.

Pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau kelompok tertentu, namun harus menjadi komitmen bersama bagi seluruh masyarakat. Dengan memahami nilai-nilai budaya dan sejarah lokal, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan turut serta dalam menjaga kelestariannya.

Festival Sumber Tunjung juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk lebih mengenal warisan budaya dan sejarah desa mereka. Dengan demikian, generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan budaya dan lingkungan.

Pelestarian budaya dan lingkungan bukanlah hal yang mudah, namun dengan adanya kesadaran bersama dan komitmen untuk bertindak, hal ini dapat tercapai. Melalui Festival Sumber Tunjung, diharapkan akan lahir gerakan yang lebih luas dalam menjaga keberlanjutan budaya dan lingkungan, sehingga dapat diteruskan hingga generasi-generasi mendatang.

Dengan demikian, Festival Sumber Tunjung bukan hanya sekadar acara seremonial, namun merupakan langkah nyata dalam upaya pelestarian kehidupan berkelanjutan melalui pengenalan kembali terhadap ruang budaya dan sejarah desa. Semoga festival ini dapat menjadi titik awal bagi perubahan positif dalam menjaga keberlanjutan budaya dan lingkungan di Kecamatan Panti dan sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *